curhatan – obsesi santri

Pernahkah Kamu Merasakan

Pernahkah kamu merasakan, bahwa kamu mencintai seseorang, meski kamu tahu ia tak sendiri lagi, dan kamu pun tahu cintami tak terbalaskan, tapi kamu masih tetap mencintainya.

Pernahkah kamu merasakan, bahwa kamu akan melakukan apa saja untuk orang yang kamu cintai walaupun ia tahu dan ia tak akan peduli dengan apa yang akan kamu lakukan.

Pernahkah kamu merasakan dahsyatnya cinta, tersenyum kala terluka, menangis kala bahagia, bersedih kala bersama, tertawa kala berpisah.

Aku pernah….. aku pernah tersenyum meski ku terluka!, karena ku yakin tuhan tidak menjadikannya untukku. Aku pernah menangis kala bahagia, karena aku takut semua kebahagiaan itu akan hilang begitu saja. Aku pernah bersedih kala bersama, karena ku takut aku akan kehilangannya di kemudian hari. Aku pernah tertawa kala aku berpisah, karena sekali lagi cinta tidak harus memiliki, Tuhan pasti telah merencanakan yang lain dan menyiapkan orang lain yang lebih baik untukku.

Aku tetap bisa mencintainnya, walau ia tak bisa ku renguh dalam pelukku. Karena semua orang pasti pernah merasakan cinta, karena cinta berada dalam jiwa bukan dalam raga.

Untuk pembaca yang sedang merasakan cinta, selamat……. Semoga kebahagiaan akan hadir menyertai anda.

Untuk pembaca yang sedang putus cinta, terimalah, karena itu adalah kehendak tuhan. Dan sesungguhnya tuhan lebih tahu mana yang terbaik untukmu.

Untuk pembaca yang belum pernah merasakan cinta. Sesungguhnya cinta adalah suatu anugrah terbesar dari tuhan yang esa, melalui cinta kita akan belajar bagaimana menyanyangi, mernjaga, dan akan berusaha untuk membuat orang lain bahagia. Membahagiakan oran lain juga termasuk ibadah.

I Miss You

Senang sekali rasanya berada di pangkuannya, berada dengan dekapan tubuh yang hangat. Dengan kecintaan dan kasih sayanglah bisa membuat semua makhluk bahagia. Kini aku sudah besar, sudah mampu berfikir dan menilai hal-hal yang ada di sekitarku. Kini giliranku tuk membalas semua kebaikan yang sudah mereka berikan kepadaku.

**

Panas terik dengan awan biru menyelimuti hari sabtu waktu itu. Ku duduk santai dengan hiburan drama serial yang di tayangkan, yang sebelumnya chanel demi chanel ku seleksi hingga muncul apa yang aku inginkan. Disisi lain ibuku sedang sibuk dengan pekerjaanya sebagai ibu rumah tangga. Yah…. Itulah ibuku,. Sebuah pekerjaan yang mulia tapi berat baginya. Bagaimana tidak? Ibu bekerja setiap hari, setiap waktu, semua waktunya ia berikan untuk keluarganya. Keluarga yang menjadi penghibur dan penglipur hati. Ibu menghidangkan makanan lezat kreasinya untuk keluarga tercinta, mencari pakaian kotor dan mencucinya, mencari piring bernoda dan menggosoknya. Semua ia lakukan demi keluarga tercinta.

**

Kini ku sudah merasakan bosan dengan drama serial yang sudah di tayangkan. Ku tinggalakan remove tv dan beranjak ke kamarku tanpa mematikan Tv itu. Ku bolak-balikan buku pelajaran dan ku temui sebuah kalimat yang ada di halaman pertama dari buku yang akan ku baca “ I must be able to achieve my dreams and give happiness to my parents like they have given to me” itu adalah kata-kata motivasi yang aku tulis di halaman pertama dari buku yang aku punya dengan tujuan memotivasi diriku sendiri untuk lebih giat lagi dalam menuntut ilmu, dan berharap bisa membahagiakan kedua orang tua ku. Karena dengan mengingat orang tua adalah motivasi yang sangat kuat untuk sadar bahwa mereka sudah meberikan semuanya untuk kita. Semua yang telah mereka berikan tak akan bisa kita hitung. dengan kedekatan kita terhadap orang tua bisa mencegah kita dari hal-hal buruk yang tidak pantas dan tidak wajar kita lakukan, sesungguhnya seseorang yang melakukan hal yang buruk, poin pertamanya adalah kurangnya kedekatan antara anak dengan orang tua, seseorang tidak akan tau apapun tanpa kehadiran orang tua.

**

Tanpa sadar hari sudah semakin sore, terlihat suhu panas yang mulai menurun drastis, berganti dengan terpaan angin yang datang menabrak tubuh. Sekejap ku terbayang wajah ayahku yang mungkin sedang sibuk dengan pekerjaanya sebagai buruh harian di sebuah toko yang menyediakan banyak sekali bahan sembako yang sudah siap untuk di pasarkan. Begitu banyak pengorbanan yang sudah ia berikan kepadaku, kepada adik-adikku. Semua ia lakukan tanpa keluh kesal, tanpa mengaharapkan apapun. Tetesan keringat yang tak asing lagi ia biarkan, tenaga dan kerja keras yang tanpa batas ia lakukan layaknya laki-laki sejati yang sudah punya tanggung jawab setelah di ikrarkan janji suci kekeluargaan. Ia mulai melakukan aktivitasnya setelah fajar tiba, berharap rizki yang halal menghampirinnya setelah usaha yang sudah ia lakukan. Senyum keluarga dan canda tawa ia harapkan setelah pulang nanti,. Sungguh pengorbanan yang luar biasa.

Ayah pulang,…….! Teriakku dan adik-adikku saat sang pahlawan pulang dari tanah perjuangan, senyum manis darinya membuatku dan adik-adik gembira walau lelah yang ia rasakan.

Hari pun semakin sore, sampai azan di kumandangkan oleh seorang mu’azin yang sudah terbiasa melantunkannya. Kina aku dan adikku di temani ayahku beranjak mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah di masjid tercinta. Diperlukan seorng ayah yang peduli dengan keluarganya dengan kasih dan ikhlas. Karena dengan perilaku dan apapun yang di lakukan oleh seorang ayah pastinya akan di tirukan juga oleh anak-anaknya. Kini waktunya untuk mengaji, mengaji kitab Al Qur’an pedoman kita sampai azan isya di kumandangkan. Di situlah kebersamaan keluarga terjalin dengan damai.

**

Kini giliranku tuk membuktikan, membuktikan bahwa inilah aku, dunia ini membutuhkan aku, semua mahkluk membutuhkanku. Dengan iringan doa di barengi usaha semuanya pasti akan tercapai. Karena doa adalah sumber kekuatan yang tidak terbayangkan, dan doa tanpa usaha sia-sialah sudah. I Miss You All…

Ingat Tujuanmu

berkah

Kali ini pemilik blog ini akan mem-posting suatu hal yang kadang dilupakan oleh para santri..,, lansung ajah, baca yuk…

Di dalam kehidupn pesantren, tentunya semua santri ingin mendapatkan ilmu dan yang namanya berkah. Dan pastinya kita sadar dan yakin bahwa sebelum kita mengajak tubuh kita untuk bersemayam di lingkungan pondok. Kita mempunyai tujuan yaitu mendapatkan ilmu dan berkah. pertanyaannya adalah, apakah berkah itu ada, dn seperti apakah berkah itu?

Menurut si pemilik blog ini meyakini bahwa di dunia ini terutama  dunia pesantren pasti ada yang namanya berkah, berkah itu muncul ketika apa yang kita lakukan itu benar. Sebagai contoh kecil adalah patuh terhadap guru. Ketika kita patuh dengan apa yang di perintahkan guru, maka dari situlah kita akan mendapatkan berkah ilmu darinya
Ada sebuah kisah nyata yang terjadi hingga melibatkan guru dan alumni. Ketika seorang anak berjalan mendekati guru tersebut, guru itu dalam hati sudah menyangka bahwa di akan di wawancarai dengan begitu pertanyaan yang banyak. Anak tersebut menemui guru dan bertanya” pak, kenapa sih santri begitu keluar dari pondok seolah olah tidak mendapatkan ilmu yang di pelajari selama mereka mondok” Tanya anak itu dengan rasa penasaran. ”Itu semua tergantung pada santri tersebut, apakah ketika dia mondok sudah patuh dan nurut dengan gurunya ataupun orang yang mengajarkannya ilmu, sepenuh hati atau tidak dalam menuntut ilmu, jika tidak pasti tidak akan ada ilmu yanhg masuk” dengan tegas guru itu menjawab .
Sang anak pun diam dan menundukan kepalanya mengenang arwah para pahlawan..(eh kok jadi kayak memngheningkan cipata sih) maksudnya anak itu mengaca pada dirinya sendiri ketika ia mondok.. jawaban singkat dari guru itu mewakili pertanyaan yang akan di berikan lagi kepada guru itu.

Jangan menjadi ”Anak ayam mati di lumbung padi” diibaratkan anak ayam itu kita dan lumbung padia adalah tempat kita mencari ilmu(pondok). Jangan sampai kita mati karena tidak punya ilmu padahal pondok adalah gudangnya ilmu. Maka itu semua kembali pada diri kita masing masing, sepintar apakah kita mengatur waktu dan memanfatkan waktu itu denga sebaik baikya untuk mencari ilmu.

Semoga bermanfaat…!